Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian
membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok
akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan
merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa
lapar.
Sementara di jalur adrenergik, zat itu akan mengaktifkan sistem adrenergik pada
bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin
menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal
itulah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah
ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang
diperolehnya akan berkurang.
Ia menyebut survey badan kesehatan dunia WHO yang mengatakan, ada sekitar 3 juta kematian setiap tahunnya akibat asap rokok pada selama kurun waktu 90-an. Penyebabnya, bukan hanya kanker paru dan jantung yang dipicu oleh berbagai racun yang disemburkan setiap isapan rokok ke dalam tubuh, namun juga oleh banyak penyakit lain yang disebabkan perilaku merokok, baik secara aktif maupun pasif.
Departemen Kesehatan RI dalam situsnya menyebutkan beberapa efek rokok terhadap tubuh yang jarang dipublikasikan, seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh hingga mengakibatkan kerontokan rambut, gangguan katarak pada mata, kulit cepat keriput, kehilangan pendengaran dini, menimbulkan kerusakan gigi, rentan terkena osteoporosis, mengurangi jumlah dan kelainan bentuk sperma.
Dampaknya memang tidak instan seperti halnya narkoba atau minuman keras. Dampak merokok baru akan terasa setelah 10 hingga 20 tahun setelah konsumsi.
Risiko anak-anak terkena kanker paru-paru mengalami kenaikan sampai 3,6 kali
dari orangtua perokok, karena anak-anak ini telah menjadi seorang perokok
pasif. Secara keseluruhan penelitian juga menunjukan resiko terkena penyakit
yang berhubungan dengan paru-paru akan mencapai 30 persen bagi anak-anak perokok
pasif ini.
Regulasi bagi Anak
Melihat makin muda usia anak perokok, dr Rachmat Sentika menilai pemerintah dan
DPR segera mengeluarkan larangan merokok bagi anak-anak. "Indonesia belum
punya peraturan melarang anak-anak merokok. Padahal, merokok itu pintu masuk ke
narkoba," kata dr Rachmat Sentika menegaskan.
Realitas pergeseran usia yang signifikan dalam profil perokok Indonesia dengan
ledakan jumlah perokok usia anak, maka dapat diprediksi bahwa pada tahun 2020
kemungkinan besar profil penderita penyakit akibat merokok adalah generasi yang
berusia lebih muda.
Karena itu, FK PPAI dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berinisiatif
untuk menyosialisasikan segera disusunnya peraturan perundang-undangan yang
mengatur larangan merokok di kalangan anak-anak.
Pihak FK PPAI dalam petisinya menilai, kesediaan Undang-Undang Perlindungan dan
Pencegahan Bahaya Merokok sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi, dengan alasan
apa pun. Karena itu, FK PPAI meminta pemerintah dan DPR segera mewujudkannya.
"Rokok bukan untuk anak-anak. Karena itu, harus diatur secara menyeluruh,
meliputi aspek, larangan kepada anak untuk mengonsumsi rokok, menjual rokok
kepada anak, penjualan rokok oleh anak, serta pengaturan ketat terhadap iklan
dan promosi rokok, khususnya di kawasan belajar-mengajar," ucap dr
Rachmat.
Pihak FK PPAI pun siap memperjuangkan terciptanya regulasi yang melindungi anak
dari bahaya merokok, termasuk mendesak Pemerintah Indonesia agar segera
melakukan ratifikasi pada Frame Work Convention on Tobacco Control (FCTC).
"Kami berharap ada satu regulasi larangan merokok yang betul-betul
dijalankan. Memang harus diakui pemasukan dari cukai rokok cukup besar bagi
negara, namun tidak berarti harus mengorbankan masa depan bangsa karena
kehancuran anak akibat merokok," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak
Indonesia Masnah Sari menambahkan.
Kekhawatiran itu beralasan, karena menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah
perokok pemula umur 5-9 tahun naik secara signifikan. Hanya dalam tempo tiga
tahun (2001-2004), persentase perokok pemula naik dari 0,4 persen menjadi 2,8
persen. Menurut penelitian Akhir Matua Harahap (2004), kejadian merokok di usia
muda (15-18 tahun) sudah menunjukkan angka yang berarti, yakni 13,62 persen.
Penelitian LPKM Universitas Andalas mengenai pencegahan merokok bagi anak umur
di bawah 18 tahun yang dilakukan di kota Padang menunjukkan lebih dari 50
persen responden mulai merokok sebelum usia 13 tahun. Kemudian 70,7 persen
responden perokok lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah di samping jam
sekolah, terutama bersama rekan sebaya.
Meski tak pandang bulu, beberapa jenis kanker cenderung
lebih 'akrab' menghinggapi pria. Kanker merupakan pertumbuhan dan penyebaran
sel-sel abnormal yang memiliki karakteristik yang khas. Kanker yang susdah menyebar
dan tidak dapat terkontrol lagi, biasanya akan mengundang sang maut. Dengan
deteksi dini dan pengobatan yang tepat bukan mustahil kanker dapat disembuhkan.
Pencegahan kanker dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup; mengontrol berat
badan, olahraga, konsumsi makanan sehat, dan menjauhi rokok. Menurut American
Institute for Cancer Research, 60-70% kanker dapat dicegah. Data ini mungkin
bisa membangunkan kita untuk memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Kanker
bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Ada beberapa jenis yang
sifatnya lebih spesifik, misalnya kanker prostat pada pria, kanker ovarium pada
wanita. Namun ada juga jenis kanker yang karakteristik 'penyerangannya'
berbeda, Contohnya; kanker paru lebih sering menyerang pria dan kanker tiroid
lebih sering menyerang wanita. Data statistic menunjukkan bahwa Asia Tenggara
memiliki angka tinggi untuk kanker paru, hati dan prostat pada pria. Meski
kanker testis lebih jarang terjadi, tetapi bukan berarti dapat diabaikan.
Kanker Paru
Kanker paru lebih sering menyebabkan pria meninggal disbanding kanker lain.
Rokok menjadi penyebab nomor satu kanker paru yaitu 75-90% kasus. Kanker ini
biasanya menyerang orang yang telah merokok selama 20 tahun atau lebih, atau
yang merokok sejak remaja. Penyebab lainnya adalah kontak dalam jangka
waktulama dengan racun arsenik, asbes, uap chlorine, abu batubara, radiasi, dan
perokok pasif. Resiko kanker paru akan bertambah besar bagi perokok yang
terkontaminasi karsinogen (bahan penyebab kanker).
Mengenal Gejala Kanker Paru
Biasanya sukar diketahui sampai penyakit berkembang lebih lanjut, yang akhirnya
mempersulit diagnosa kanker paru. Gejala yang paling sering timbul adalah batuk
terus menerus. Sputum (dahak) disertai darah, sesak sakit dada, perasaan lelah,
atau penyebab lainnnya seperti pneumonia atau bronchitis yang sering kambuh.
Pengobatan tergantung pada; jenis kanker, stadium, lokasi, dan stamina pasien.
Pilihan pengobatan terdiri dari pembedahan, kemoterapi (dengan obat-obat anti
kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker), dan terapi radiasi (menggunakan
radiasi untuk membunuh sel-sel kanker).
Dengan tidak merokok berarti Anda mencegah kanker paru. Tidak ada kata
terlambat untuk berhenti merokok Jika anda melakukannya, paru-paru mulai
beranjak pulih dalam beberapa jam, fungsinya semakin baik dalam beberapa
minggu, dan lebih bersih dalam bebrapa bulan. Dalam waktu lima tahun risiko
kanker paru menjadi separuhnya dari si perokok.
Kanker Hati
Kanker hati tiga kali lebih sering dialami pria dibanding wanita. Biasanya
menyerang pria usia paruh baya dan orang uta, tetapi buka berarti orang muda
luput dari penyakit ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara
hepatitis B dan kanker hati. Kanker hati lebih sering terjadi di daerah yang tingkat
kejadian hepatitisnya tergolong rendah. Faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kanker hati adalah sirosis hati (matinya sel-sel hati) akibat minum
alkohol dan mengkonsumsi mikotoksin (racun yang diproduksi oleh jamur pada
kacang dan jagung yang membusuk), biasanya ditemukan pada daerah tropis.
Mengenal Gejala Kanker Hati
Perut bagian atas terasa nyeri dan kelihatan bengkak. Hilangnya nafsu makan,
berat badan turun, mual, anemia, dan tes kandungan kimia darah tidak normal.
Jaundice (suatu keadaan di mana kulit dan bagian putih mata berubah menjadi
kuning), dan ascites timbunan cairan pada perut), juga bisa merupakan salah
satu gejala. Kadang, pada tahap pertama penyakit ini, tidak ada gejala sama
sekali.
Terapi kanker hati yang biasa dilakukan dokter adalah melalu pembedahan
dan/atau kemoterapi. Terapi radiasi biasanya tidak dilakukan karena hati mudah
rusak dan tidak memberikan reaksi kecuali radiasi diberikan dalam dosis sangat
tinggi. Pencegahan kanker hati yang terbaik adalah menurunkan prevalensi
hepatitis B dengan memberikan vaksinasi pada bayi, dan menggalakkan kebersihan.
Kanker Prostat
Ukuran kelenjar prostat hanya sebesar biji kenari yang mengelilingi bagian atas
dari uretra (saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih ke penis). Kerja
kelenjar prostate bersamaan dengan otot-otot kandung kemih, mengontrol aliran
urine melewati uretra. Kelenjar prostat juga memproduksi semen, yaitu cairan
lubrikasi yang memindahkan sel-sel sperma dari testis.
Faktor usia memegang peran penting sebagai risiko terbesar kanker prostat.
Delapan puluh persen kasus pria penderita kanker prostate berusia 65 tahun
keatas. Diet dengan kandungan tinggi lemak juga berkaitan dengan kanker
prostat.
Mengenal Gejala Kanker Prostat
Urin yang bercampur dengan darah, nyeri atau rasa terbakar saat buang air
kecil, aliran urin tidak lancar, sulit atau jarang buang air kecil, punggung
dankaki terasa nyeri seperti radang sendi (arthritis), dan tulang terasa ngilu.
Beberapa gejala ini bisa disebabkan oleh perubahan yang non kanker seperti
infeksi atau pembesaran prostat.
Pada tahap awal, kanker prostat biasanya menimbulkan beberapa gejala, oleh
karenanya dianjurkan bagi pria usia 40 tahun ke atas melakukan pemeriksaan
prostat secara teratur setiap tahun. Salah satu metode pemeriksaan prostat
adalah Digital Rectal Exam, yaitu pemeriksaan pada dinding rectum. Alat ini
dapat mendeteksi jika ada pertumbuhan abnormal pada jaringan lunak prostat,
yang kemungkinan adalah kanker.
Metode lain adalah dengan Prostate Specific Antigen Test (PSA Test), yaitu tes
pemeriksaan darah dengan mengukur kadar PSA (sejenis protein) yang kadarnya
akan meningkat bila terjadi kanker prostat, bahkan pada gejala awal penyakit
sekalipun. Jika kanker masih terbatas pada prostat, operasi pembedahan adalah
pilihan terbaik. Tindakan lain yang yang dapat ditempuh adalah terapi radiasi
sinar-X atau dengan menanamkan suatu bahan radiasi ke bagian yang terserang
kanker. Terapi hormon, dapat menurunkan kadar hormon pria sehingga dapat
mengurangi pertumbuhan sel-sel kanker, dan terapi ini cocok bagi pria yang
tidak memberikan reaksi dengan terapi lainnya.
Kanker Testis
Testis adalah dua organ kecil berbentuk oval yang terdapat dalam skrotum
(kantong kulit yang menggantung di penis). Secara normal, testis akan turun ke
dalam skrotum saat bayi lahir atau berusia satu tahun. Ketika penyebabnya belum
diketahui secara pasti, kanker testis biasanya lebih sering terjadi pada pria
yang terlambat mengalami penurunan testis. Kanker testis lebih sering dialami
pria usia 15-34 tahun, tetapi juga bisa dialami oleh pria segala usia.
Gejala kanker testis
Gejala awal ditandai dengan rasa nyeri pada skrotum atau perut bagian bawah,
atau hanya terasa adanya perubahan pada testis. Gejala umum kanker testis
adalah adanya sedikit pembesaran pada testis, atau adanya benjolan kecil yang
tidak terasa sakit pada testis. Terapi kanker ini adalah dengan operasi
pengankatan testis yang terkena, dan mungkin memerlukan kemoterapi atau terapi
radiasi. Memeriksa testis sendiri merupakan salah satu cara untuk mendeteksi
kemungkinan testis mengalami perubahan yang mengarah pada kanker.
Jika Anda merasa curiga dengan kelainan pada testis, konsultasikan dengan
dokter secepat mungkin. Dengan diagnosa pengobatan, dan perubahan gaya hidup
dapat meningkatkan kesehatan sedini mungkin dan merupakan cara terbaik
mengontrol serta menyembuhkan penyakit ini. Informasi tentang tingkat kejadian,
pencegahan, tanda-tanda peringatan dan pengobatannya, mungkin sangat
diperlukan.Anda harus mencari informasi sebanyak- banyaknya, yang dapat
menyelamatkan hidup Anda!..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar